Indonesia sebagai Kepulauan rempah-rempah (Indonesia as The Spice Island)
10:12 PMRempah-rempah yang dipakai dalam masakan Indonesia. Sumber: indoindians.com |
Tidak hanya tanaman rempah-rempah banyak tumbuh di Indonesia, wilayah Indonesia juga merupakan wilayah yang strategis untuk didatangi oleh berbagai bangsa. Secara geografis, Indonesia terletak diantara 2 benua yaitu, Asia dan Australia serta 2 samudera, yaitu Hindia dan Pasifik. Hal ini membuat bangsa-bangsa dari berbagai wilayah seperti Eropa (Portugis, Inggris, Belanda, dan Spanyol), Arab, India, Cina dan Persia dahulu kala banyak berdatangan ke negeri ini dengan tujuan utama untuk memperoleh rempah-rempah.
Rempah-rempah itu diolah untuk menjadi bumbu masak dan obat-obatan. Bangsa-bangsa itu pun melakukan perdagangan, mengajarkan agama dan pertukaran budaya dengan masyarakat Indonesia. Tidak heran bila banyak kemiripan bahasa, jenis masakan dan teknik memasak di Indonesia dengan bangsa-bangsa tersebut. Lada, merica, cengkeh dan pala menjadi rempah-rempah yang paling banyak dicari di Indonesia. Berkat rempah-rempah tersebutlah, timbul keinginan bagi bangsa-bangsa Eropa untuk menguasai Indonesia.
Rempah yang paling banyak diperebutkan oleh bangsa-bangsa Eropa waktu datang ke Indonesia adalah buah pala. Buah pala ini hanya dapat tumbuh dengan baik di Kepulauan Banda, Maluku. Karena buah ini terbukti berkhasiat dapat menyembuhkan berbagai penyakit seperti radang paru-paru, obat ini pun dijual mahal di Eropa. Pada tahun 1511, Alfonso de Albuquerque, seorang jenderal Portugis menyerang pulau-pulau di Maluku dan membangun benteng untuk memonopoli pala. Kemudian, pada tahun 1605, Belanda berhasil menyingkirkan Portugis yang telah menaklukan Ambon. Mereka pun mendirikan perusahaan dagang bernama VOC untuk memonopoli perdagangan pala dan bunga pala. Mereka memaksa warga untuk menjual pala hanya kepada VOC. Namun warga masih berusaha menjualnya kepada pedagang Jawa, Makassar, dan Inggris sehingga pertumpahan darah pun terjadi. Berikut ini adalah video penjelasan mengenai sejarah buah pala (nutmeg):
0 comments