Ingkung ayam merupakan salah satu makanan yang hadir dalam berbagai upacara tradisional masyarakat Jawa bersama dengan tumpeng. Ingkung ayam ini biasanya disajikan sebagai sesaji. Sesaji dipersembahkan kepada Tuhan sebagai ucapan syukur sehingga selalu dihidangkan pada acara syukuran seperti acara untuk anak yang baru naik kelas atau perayaan adanya kelahiran.
Sebelum dimasak menjadi ingkung ayam, ayam dibersihkan dulu dari bulu-bulu dan jeroannya sebagai simbol bahwa manusia harus menyucikan diri dulu luar dan dalam dari sifat-sifat buruk. Kemudian, ayam terlebih dahulu diikat pada bagian kepala, sayap, dan kakinya sebagai simbol bahwa sifat buruk manusia harus diikat agar tidak kembali melakukan hal buruk. Selain itu, ayam diikat dengan posisi seperti sedang berdoa.
Ayam yang diikat menandakan manusia yang sudah dibersihkan dan sudah kembali suci harus duduk diam dan berdoa untuk mohon petunjuk dari Tuhan. Ayam yang sudah diikat akan terlihat seperti manusia yang sedang sholat karena bagian kepalanya menunduk. Posisi ayam ini diartikan sebagai manusia harus berserah diri pada Tuhan. Ingkung ayam juga dapat diartikan sebagai simbol untuk memohon kepada Gusti Allah supaya dijauhkan dari dosa dan kesalahan, serta menunjukkan sifat pasrah, berbakti dan tunduk kepada Gusti Allah.
Ingkung Goreng. Sumber: http://ingkungkuali.com |