Belajar Bagaimana Kota dapat Mengubah Sistem Makanan dengan Mengubah Kegiatan Sehari-hari

10:54 PM

Tantangan utama dari sistem pangan yang terlihat negara-negara selatan, seperti ketidakamanan pangan dan malnutrisi, saat ini juga terlihat pada kota-kota di negara-negara utara. Kegiatan untuk memperoleh makanan yang terjadi di berbagai wilayah seringkali tidak adil, dimana penduduk berpenghasilan rendah membutuhkan usaha yang lebih banyak untuk memperoleh makanan yang cukup, segar, dan bernutrisi. Untuk mencapai keadilan sosial dalam sistem pangan ini, maka diperlukanlah transisi menuju keberlanjutan. Dalam hal ini, kota berperan penting untuk menggerakan perubahan, karena kota adalah tempat dimana infrastruktur fisik dan kegiatan sehari-hari hidup berdampingan, bersama dengan beberapa penggerak perubahan, dari penelitian, pembiayaan, liputan media, dan inovasi budaya hingga pengembangan dan perencanaan kebijakan. Kota New York sebagai kota yang sangat metropolitan di Amerika Serikat telah menggambarkan bagaimana kota dapat mengubah sistem seperti sistem makanan melalui perubahan pada kegiatan sehari-hari, salah satunya ialah berbelanja makanan.

Pada dasarnya, kegiatan terdiri dari 3 unsur, yaitu:
1. Meanings (pemahaman): misalnya, pemahaman budaya, ideologi, tujuan;
2. Material (materi): misalnya, teknologi, infrastruktur;
3. Competencies (kompetensi): yaitu, pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu.

Selain itu, kegiatan juga dipengaruhi oleh waktu, tempat, dan kemampuan. Untuk mentransisi suatu sistem, diperlukan adanya perubahan pada kegiatan sehari-hari. Suatu kegiatan dapat berubah tergantung ada tidaknya perubahan dalam unsur kegiatan (makna, kompetensi dan materi); siapa yang melakukan kegiatan; adanya perubahan pada kegiatan yang berkaitan dengan suatu kegiatan tertentu (misalnya, kinerja kegiatan belanja makanan dapat berubah bila ada perubahan pada kinerja kegiatan lain yang berhubungan seperti mobilitas dan persiapan makanan); adanya akumulasi dari kegiatan-kegiatan baru.

SNAP (Supplemental Nutrition Assistance Program / Program Bantuan Gizi Tambahan) merupakan program pemerintah yang memberikan bantuan subsidi untuk pemenuhan nutrisi yang banyak digunakan oleh kalangan berpenghasilan rendah. Penerapan program

ini menguntungkan penduduk kota New York karena 1,8 juta dari 8,3 juta penduduk menerima subsidi sebanyak 3 miliar USD tiap tahunnya.

Sejak tahun 1950-an, kegiatan berbelanja makanan dari produsen ke konsumen secara langsung telah menurun karena meningkatnya jumlah pengecer makanan (retailer) dan memanjangnya rantai pasokan makanan terutama di Amerika. Namun, kegiatan tersebut meningkat kembali dalam beberapa tahun terakhir karena lembaga agrikultur, pemerintah kota dan negara, serta channel lain mendukung terjadinya kegiatan perbelanjaan di pasar petani. Menurut para pembentuk kebijakan, pasar petani memberikan keuntungan seperti meningkatkan pendapatan daerah, mempermudah akses untuk mendapatkan makanan segar, mendukung pembentukan komunitas dan pelatihan kerja, serta menghidupkan jalanan perkotaan.
Selama beberapa dekade terakhir, pasar petani di Amerika dianggap menjadi tempat kalangan orang menengah ke atas berbelanja. Namun, terjadi perubahan perspektif mengenai fungsi dari pasar petani tersebut, yaitu pasar petani sekarang menjadi tempat orang dari berbagai kalangan berbelanja. Sebagian besar pasar petani di Amerika pun terletak di daerah yang tingkat kemiskinannya tinggi. Akan tetapi, pemerintah masih kesulitan meyakinkan kalangan berpenghasilan rendah (yang bergantung pada subsidi SNAP atau makanan federal lainnya) untuk berbelanja di pasar petani dalam memenuhi kebutuhannya. Inilah yang menjadi permasalahan di kota pada umumnya.

New York's Union Square Greenmarket. Sumber: www.treehugger.com
Peralihan dari kertas kupon sebagai alat pembayaran bagi penerima manfaat SNAP ke kartu transfer elektronik (Electronic Benefits Transfer / EBT) mengganggu kegiatan penggunaan dana di pasar petani. Meskipun peralihan sistem pembayaran menjadi EBT ini membantu mengurangi penipuan stempel makanan dengan membuat catatan elektronik setiap transaksi kupon makanan, sehingga lebih mudah untuk mengidentifikasi pelanggaran. Seluruh pemberian subsidi di pasar petani sempat dihentikan sementara waktu secara nasional karena adanya perubahan dari sistem kupon menjadi sistem EBT. Pergeseran teknologi ini tidak menghalangi penerima manfaat SNAP untuk membeli makanan di toko swalayan, namun mengakibatkan pelanggan dan penjual di pasar petani kesulitan untuk melakukan transaksi.

Kesulitan transaksi disebabkan oleh tidak tersedianya koneksi telepon dan listrik yang diperlukan untuk mendukung kerja alat EBT di pasar petani. Upaya penyelesaian dari masalah tersebut adalah diperkenalkannya terminal EBT nirkabel yang dioperasikan dengan baterai di pasar-pasar petani di seluruh Kota New York. Akan tetapi, langkah tersebut tidak memberi solusi karena hanya sedikit pasar yang menerima masuknya teknologi. Selain itu, teknologi nirkabel bekerja dengan lambat, proses transaksi merepotkan, dan tingginya harga alat EBT.


Adanya perombakan kegiatan yang terjadi di pasar petani kota New York berupa pengubahan sistem pembayaran, yaitu sistem kupon menjadi sistem EBT (Electronic Benefits Transfer) menuntut adanya penyesuaian terhadap perubahan tersebut. Penyesuaian yang dilakukan berupa perombakan unsur materi, pengembangan pemahaman akses makanan, dan peningkatan kompetensi. Tujuan utama dari perombakan kegiatan ini bagi pemerintah dan organisasi non-pemerintah adalah untuk mengatasi akses kegiatan dan mendukung kemajuan agrikultur daerah.

Alat pembaca kartu EBT merupakan unsur materi yang penting untuk pembayaran belanjaan konsumen SNAP. GrowNYC, yakni pengelola sistem keuangan SNAP, melakukan instalasi sistem EBT di pasar petani supaya pengguna kartu dapat menukarkan uang dari akun SNAP menjadi token yang dapat digunakan untuk berbelanja di kios-kios pasar petani. Kemudian, penjual akan menukarkan token ke GrowNYC untuk mendapatkan uang hasil penjualan harian. Selanjutnya, GrowNYC akan melaporkan rincian dana ke USDA untuk mengajukan penggantian biaya yang dikeluarkan. Pengembangan dari segi materi lainnya yang dilakukan untuk meningkatkan daya tarik SNAP adalah pembuatan program Health Bucks, penambahan alat EBT, dan pengiklanan. Program Health Bucks yang memberikan kupon 2 dollar setiap 5 dollar yang terpakai di pasar petani.

Penerapan SNAP mendukung pemetaan ketersediaan dan kualitas bahan pangan. Pemahaman terhadap ketersediaan dan kualitas bahan pangan yang berkembang telah meningkatkan visibilitas dan dukungan untuk meningkatkan akses ke makanan sehat serta dukungan untuk program pemasaran langsung seperti pasar petani. Pasar petani menjadi semakin terkenal karena mulai muncul program-program untuk meningkatkan akses terhadap makanan sehat.


Usaha untuk menghidupkan kembali pemakaian SNAP di pasar petani memerlukan peningkatan kompetensi dari pekerja pasar, penjual (petani), dan juga penerima SNAP. Pengelola pasar dan penjual (petani) harus mengerti bagaimana mengurus dan mengoperasikan sistem pengembalian dana EBT agar dapat digunakan bersama walau hanya satu mesin. Desain program dan sistem keuangan difasilitasi oleh GrowNYC. Selain itu, kompetensi penerima SNAP juga ditingkatkan dalam pengetahuan preparasi makanan segar yang biasanya tidak ada di toko bahan pangan pada umumnya.


Perubahan kegiatan dapat mempermudah masyarakat untuk memperoleh makanan yang lebih bermutu, memperbaiki pola makan menjadi lebih sehat (mengonsumsi sayur dan buah), meningkatkan ekspektasi mengenai mudahnya mengakses makanan, meningkatkan keadilan pangan, meningkatkan kedaulatan pangan masyarakat berpendapatan rendah, meningkatkan kegiatan ekonomi daerah, meningkatkan kestabilan keuangan para petani, dan menghidupkan kembali suasana kota.

Referensi
Cohen, N. & Ilieva, R. T. Transitioning the food system: A strategic practice management approach for cities. Environmental Innovation and Societal Transitions.

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Like us on Facebook

-

Flickr Images